Monday, October 20, 2014

Ketika Tuhan Berjalan di Medan Perang

Darah tertumpah, membanjir,
hembuskan anyir.
Maut membusuk, menghitam,
kobarkan kelam.
Kehancuran berpesta, tertawa,
tergelak bersama.

Berjalan.
Aku melangkah,
sendu merekah,
air mata berdarah.

"Mengapa Kauizinkan ini terjadi?
Butakah Engkau pada kehancuran?"
"Mengapa kauizinkan ini terjadi?
Bumi Kucipta bukan 'tuk kaurusakkan."

"Tapi tak bisakah Kauhentikan? Tak bisakah Kauakhiri?"
"Akankah kau belajar jika Aku yang hentikan?
T'lah berapakah Kuhentikan, t'lah berapakah kauulangi?"

"Tak bisakah Kausembuhkan yang tersakiti?
Tegakah Engkau aniaya kami
dengan perih darah ini?"
"Wahai, sembuhkan mereka.
Demi duka dan derita yang terbayang di dua mata,
Berjanjilah masa depan yang kaubangun 'kan berbeda."

"Sungguh tak ingin kami terjadi.
Bukanlah kami yang awali.
Mengapa siksa Kautimpakan kami?"
"Engkau yang tersiksa, engkau yang belajar.
Engkau yang tersiksa, engkau mulai perubahan.
takdir di benakmu, kesempatan di tanganmu."

"Sungguh teganya Engkau, biarkan kami tersiksa,
biarkan kami terluka, biarkan maut berduka."
"Dukamu, duka-Ku.
Tangismu, tangis-Ku.
Kuciptakan Bumi sebagai taman.
Kaujadikan Bumi sebagai medan kehancuran."

Berjalan.
Aku melangkah,
sendu kian merekah,
air mata kian berdarah.

"Tuhan, Maha Mulia Engkau hampiriku!
T'lah Kaulihatkah yang kuperbuat demi Engkau?
T'lah Kaulihatkah betapa hukum-Mu kuagungkan?"
"Tidak, tidak. Sekali-kali tidak.
Hukumku adalah cinta, damai, semesta bersatu.
T'lah menuli telingamu. Tak bisa kaudengar-Ku."

"Tuhan, Maha Mulia Engkau hampiriku!
T'lah Kaulihatkah dunia yang kusucikan demi Engkau?
T'lah Kaulihatkah betapa keadilan-Mu kutinggikan?"
"Tidak, tidak. Sekali-kali tidak.
Keadilanku adalah cinta, damai, semesta bersatu.
T'lah membuta dua matamu. Tak bisa kaulihat-Ku."

"Tuhan, Maha Mulia Engkau!
Tunjukkanlah kekayaan dan kemuliaan bagi kami.
Berilah kami hadiah yang Kaujanjikan di kitab-Mu."
"Tidak, tidak. Sekali-kali tidak."

Berjalan.
Aku melangkah,
sendu merekah,
air mata berdarah.

"Tuhanku, akankah mereka belajar?"
"Tentu, mereka 'kan belajar."
"Tuhanku, kapankah masa itu tiba?"
"Masa itu, kehendak mereka."

Berjalan.
Kami melangkah, Kami berdoa.
Sebab bahkan Tuhan pun berdoa.